http://www.que.es/ |
A. DEEP FRYING
1.
Pengertian
Deep
Frying ialah memasak atau menggoreng makanan dengan menggunakan minyak yang
lebih banyak (dalam volumenya) daripada makanan yang dimasak sehingga makanan
seluruhnya dapat terendam dalam minyak. Deep frying juga dapat dikatakan
mengolah bahan makanan dengan minyak banyak sehingga memperoleh hasil yang
krispi atau kering.
Teknik
deep frying sebaiknya dilakukan seketika akan dihidangkan. Bahan makanan harus
terendam dalam minyak, jika makanan telah matang biasanya akan mengapung di
atas permukaan minyak.
Menggoreng
dengan teknik deep frying dapat dilakukan dalam beberapa cara diantaranya :
-
Cara perancis (French Style)
Bahan makanan yang
telah dimarinade, dilapisi dengan tepung kering (terigu,maizena) dan digoreng
dalam minyak banyak dan panas. Contoh : menggoreng ikan saus asam manis.
-
Cara Inggris ( English Style )
Bahan makanan harus
dimarinade dalam bumbu lalu ditiriskan (kulit lumpia diisi dengan ragout),
dicelupkan dalam putih telur, dalam tepung panir, kemudian digoreng dalam
minyak banyak dan panas. Contoh : fish ala meuniere, risole, lumpia.
-
Cara Orly ( Orly Style )
Makanan yang akan
digoreng dicelupkan dalam adonan frying butter (cairan berbentuk liquid) dan
langsung digoreng dalam minyak goreng, contoh : fruit fritter, pisang goreng,
tempura.
-
Cara menggoreng dengan adonan liquid
Adonan seperti frying
butter, cetakan dipanaskan dalam minyak kemudian dimasukkan dalam adonan hingga
lengket pada cetakan dan langsung digoreng dalam minyak panas. Contoh : kue
kembang goyang.
-
Cara menggoreng polos
Tanpa dilapisi sesuatu,
setelah dimarinade bumbu atau tidak , langsung digoreng dalam minyak panas dan
banyak, contoh : ikan goreng, udang goreng, kerupuk atau keripik.
2.
Syarat-syarat
proses pemasakan
a. Minyak
yang digunakan harus merendam bahan makanan yang digoreng. Minyak yang
digunakan berbentuk cairan seperti : minyak kelapa, minyak salad, sedangkan
pemakaian mentega atau margarin tidak sesuai karena akan mudah merubah warna
jika terlalu lama dimasak.
b. Suhu/temperatur
minyak jangan sampai berasap karena akan cepat menghanguskan dan menyala. Suhu
yang normal untuk deep frying ialah 175º-195ºC.
c. Jangan
memasukkan bahan terlalu banyak dalam alat penggoreng.
d. Jika
menggoreng bahan makanan basah seperti kentang harus dikeringkan terlebih
dahulu.
e. Serok,
sotil harus selalu tersedia didekat juru masak.
f. Setelah
makanan selesai digoreng, minyak yang masih melekat dibersihkan.
B. SHALLOW FRYING
1.
Pengertian
Shallow frying / pan frying ialah
prinsip pengolahan makanan dimana bahan makanan dimasak menggunakan media
minyak dalam jumlah sedang, dan menggunakan pan fry di atas api sedang pula.
Minyak goreng yang digunakan tidak boleh melebihi setengah tinggi bahan makanan
yang diolah. Teknik ini diterapkan untuk menggoreng potongan-potongan yang
besar dan tidak perlu dibalik seperti pada teknik saute. Shallow frying biasa
dilakukan dengan panas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan saute agar
makanan dapat masak dengan sempurna. Jumlah lemak yang digunakan tergantung
pada jumlah atau keadaan makanan yang sedang dimasak, misalnya untuk menggoreng
telur gunakan minyak sedikit, untuk menggoreng ayam gunakan minyak yang lebih
banyak.
2.
Syarat-syarat
teknik shallow frying
Syarat-syarat proses pemasakan dengan
teknik shallow frying adalah :
a. Minyak
yang digunakan dalam jumlah sedang/setengah jumlah tinggi bahan.
b. Bahan
makanan harus dimarinade terlebih dahulu.
c. Lapisi
permukaan bahan makanan dengan tepung, telur dan bread crumb atau hanya dengan
telur dan tepung saja.
d. Menggoreng
harus dimulai jika minyak sudah panas karena bila minyak tidak panas maka
tepung akan lebih banyak menyerap minyak sehingga hasil gorengan menjadi kurang
baik, suhu yang normal 175º-195ºC.
e. Bahan
makanan yang digoreng tidak boleh ditekan-tekan agar sari makanan tidak keluar.
f. Goreng
bahan makanannsetelah minyak sudah benar-benar panas.
g. Usahakan
membalik bahan makanan yang digoreng dalam waktu yang tepat sehingga tidak
terjadi proses pembalikan yang berulang-ulang.
h. Tiriskan
makanan terlebih dahulu sebelum disajikan.
C. STIR FRYING
1.
Pengertian
Stir frying ialah prinsip pengolahan
bahan makanan dengan menggunakan minak sedikit, api yang besar dan waktu yang
cepat. Minyak yang digunakan lebih banyak dari sautering. Bahan makanan yang
diolah bisa diaduk-aduk.
Teknik stir frying banyak digunakan
dalam pengolahan masakan Cina. Bahan makanan berupa daging/unggas harus
terlebih dahulu dimarinade sebelum diolah dengan teknik ini. Bahan makanan yang
diolah dengan teknik stir frying harus
dalam potongan yang relatif kecil/tipis.
2.
Syarat-syarat
teknik stir frying
a. Bahan
makanan hewani dipotong kecil/slice.
b. Bahan
makanan sayuran atau daun dipotong-potong.
c. Sayuran
umbi diiris tipis-tipis (2 mm).
d. Semua
bahan dari kualitas yang baik.
e. Lakukan
marinade pada unggas/daging.
f. Gunakan
sedikit minyak.
g. Mulai
pengolahan bila minyak sudah benar-benar panas.
h. Pengolahan
dilakukan dalam waktu yang cepat dalam api yang besar.
D. SAUTEING
1.
Pengertian
Sauteing adalah pengolahan makanan dengan
cepat dalam sedikit lemak, sehingga bahan makanan tidak seluruhnya tertutup
oleh lemak. Pada prinsipnya sauteing menunjukkan suatu kegiatan
menggoyang-goyangkan sejumlah kecil makanan dalam saute pan, namun untuk
makanan dalam jumlah besar seperti potongan-potongan daging atau ayam tanpa
digoyang-goyangkan dalam pan.
Teknik Sauteing banyak digunakan dalam
berbagai masakan kontinental,namun sebetulnya cara memasak ini merupakan cara
memasak khas dapur cina yang sering dilakukan untuk memasak sayuran. Tujuan
teknik sauteing adalah agar warna, rasa dan nilai gizi dapat dipertahankan
sebanyak-banyaknya.
2.
Syarat-syarat
proses pemasakan
a. Bahan
maknan seperti daging, ayam, dan ikan dimarinade terlebih dahulu agar bumbu
bisa meresap.
b. Panaskan
pan hingga minyak benar-benar panas sebelum bahan makanan dimasukkan untuk
disaute.
c. Jangan
mengolah bahan makanan terlalu penuh, kerjakan dalam temperatur rendah untuk
jumlah yang banyak, dan jaga jangan sampai hangus dengan cara setelah disaute,
kemudian disimmer melalui cairan yang ada dalam makanan tersebut.
d. Daging
yang disaute sering ditaburi tepung, hal ini untuk menjaga kelengketan dan
membantu untuk mencapai pencoklatan yang seragam. Sesudah bahan makanan
disaute, dapat diperciki bahan cair untuk melarutkan sisa makanan yang lengket
di alat masak. Cairan ini merupakan bagian dari saus yang disajikan bersama
masakan yang disaute.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar