https://image3.slideserve.com |
1. Pengertian
Zat
aditif adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada pengolahan makanan atau
kosmetik untuk meningkatkan mutu. Ciri-ciri penggunaan bahan tambahan itu
sendiri yaitu :
-
Digunakan dalam jumlah yang kecil namun
berulang
-
Digunakan dalam jangka waktu yang lama
-
Berbagai lapisan masyarakat mungkin
menggunakannya secara berlebihan
2. Food Aditif atau Bahan Tambahan Makanan
(BTM)
Tujuan
penambahan BTM dalam makanan adalah berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
a. Agar
mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga sehingga tidak menyimpang dari sifat
alamiahnya.
b. Untuk
mempertahankan nilai gizi pada makanan sebab selama proses pengolahan makanan,
zat gizi ada yang rusak atau hilang.
c. Agar
makanan menjadi lebih menarik.
d. Untuk
konsumsi segolongan orang tertentu yang memerlukan makanan diet.
3. Macam-macam Food Additivies (BTM)
Ditinjau
dari asalnya, BTM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
-
Zat Aditif alami adalah BTM yang berasal
dari alam, misalnya kunyit, daun salam, dan daun pandan.
-
Zat Aditif Sintetis adalah BTM yang
merupakan tiruan bahan alam yang dibuat dilaboratorium. Umumnya bahan sintetis
mempunyai kelebihan yaitu stabil, murah dan lebih pekat. Namun, ada juga
kelemahannya yaitu ketidak sempurnaan proses dapat mengakibatkan zat tersebut
mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan.
Sedangkan
ditinjau dari macamnya, BTM dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Pewarna
Pewarna adalah bahan aditif dalam
makanan yang dapat memberikan warna atau dapat memperbaiki warna pada makanan.
Ada 2 macam pewarna makanan, yaitu :
1. Pewarna
alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari
tanaman, yang masih banyak dipakai antara lain warna hijau dari daun suji,
warna kuning dari kunyit, merah orange dari tomat, buah pepaya, wortel, cabe
merah, warna biru dari kembang telang, dan warna coklat dari gula gosong
(karamel).
2. Pewarna
sintetis
Pewarna sintetis merupakan zat warna
yang disintetis dalam laboratorium atay industri pewarna makanan.
b. Penambah
Rasa
Beberapa jenis jenis penambah rasa yaitu
:
1. Penambah
rasa manis
Penambah rasa manis gula tebu, gula
pasir, gula susu, ini yang biasa digunakan dari senyawa-senyawa karbohidrat
yang larut dalam air yang rasanya manis yang diberi istilah gula dan pemanis
buatan (sintetik), seperti netrium siklamat dan sakarin.
2. Penambah
rasa enak/penyedap
Penambah rasa enak (flavorpotentiator,
flavor intensifier, flavor enchancer) digunakan untuk meningkatkan rasa
enak/sedap atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.
c. Penambah
Aroma
Senyawa penambah aroma yang biasanya digunakan
adalah penambah aroma buah-buahan yaitu senyawa ester yang dikenal dengan
vanili, esens, rhum.
d. Pengawet
Zat pengawet terdiri dari senyawa
organik dan anorganik, yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. Asam
sorbat (asam 2,4 heksadienoat)
Bentuk yang digunakan umumnya garam Na
san K Sorbat, digunakan untuk mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri aktif
pada Ph di atas 6,5.
2. Asam
propionat (CH3CH2COOH)
Bentuk yang digunakan umumnya Na dan Ca
propinat, efektif terhadap kapang dan khamis pada pH di atas 5.
3. Asam
Benzoat (C6H5COOH)
Merupakan bahan pengawet yang luas
penggunaannya dalam bentuk Na Benzoat. Bahan ini digunakan untuk mencegah
pertumbuhan khamir dan bakteri, efektif pada Ph 2,5 – 4,0 .
4. Sulfit
Sulfit digunakan dalam bentuk gas SO2,
garam K atau Na sulfit, digunakan untuk mencegah (menghambat) pertumbuhan
bakteri dan khamir, efektif bekerja pada pH di bawah 3.
5. Garam
Nitrat dan Nitrit
Bahan ini umumnya digunakan dalam proses
curing (pengasapan) daging untuk memperoleh warna baik dan mencegah pertumbuhan
mikroba.
e. Pengembang
adonan
Bahan pengembang yang sering digunakan
adalah bahan-bahan kimia yang menghasilkan gas CO2, yaitu soda kue, baking
powder.
f. Pengemulsi
Contoh pengemulsi adalah TBM, sponge 28,
ovalet, bahan ini membuat kue tetap stabil bentuk-bentuk besarnya dan membuat
kue terasa lunak berserat halus.
4. Dampak Penggunaan Zat Aditif
Zat-zat
aditif yang sering ditambahkan dalam makanan tidak selamanya aman bagi manusia.
Hal ini terutama terjadi apabila penggunaan zat aditif terlalu banyak dan
berasal dari sintetis. Berikut ini beberapa contoh dampak negatif penggunaan
zat aditif, di antaranya :
a. Menimbulkan
gangguan atau penyakit pada saluran pencernaan
b. Terbentuknya
karsiogenetik di dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan penyakit kanker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar